Dosen Prodi Animasi menjadi Narasumber Program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi di BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta

Dosen Prodi Animasi menjadi Narasumber Program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi di BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta

Yogyakarta, 24 Oktober 2025 – Sebagai bagian dari kegiatan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi Bidang Seni dan Budaya Gelombang 4 di Tahun 2025, Dr. Samuel Gandang Gunanto, dosen Program Studi Animasi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, hadir sebagai narasumber dalam sesi dengan tema yaitu “Creativepreneurship Animasi”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 24 Oktober 2025 pukul 08:00 – 10:15 WIB di Studio Animasi BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta.

Kegiatan Upskilling dan Reskilling ini diselenggarakan oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya mulai 11 Oktober 2025 hingga 8 November 2025 dengan metode blended learning, yang menggabungkan pembelajaran daring dan luring. Pelaksanaan pembelajaran luring berlangsung pada 16 Oktober hingga 8 November 2025 di lingkungan BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta..

Program ini diikuti oleh guru-guru SMK dari berbagai daerah di Indonesia dengan konsentrasi keahlian Animasi, di gelombang 4 ini dikhususkan untuk diklat Animasi 3D (Post Production). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas pendidik vokasi agar mampu mengimbangi perkembangan industri kreatif yang semakin pesat.

Dalam paparannya, Dr. Samuel Gandang Gunanto membahas pentingnya kewirausahaan dalam industri animasi, dengan menekankan tiga karakteristik utama seorang creativepreneur, yakni inovatif, berani mengambil risiko, dan proaktif. Menurutnya, industri animasi merupakan pasar yang sangat dinamis dengan peluang besar, mulai dari produksi film animasi, desain karakter, hingga pengembangan aplikasi berbasis animasi.

Selain menggali aspek peluang usaha, Dr. Samuel Gandang Gunanto juga menekankan pentingnya keterampilan pendukung seperti kreativitas, manajemen proyek, dan komunikasi tim sebagai fondasi keberhasilan di dunia industri kreatif. Dalam konteks pendidikan vokasi, ia menyoroti peran model pembelajaran Teaching Factory (TeFa) sebagai pendekatan yang efektif untuk menjembatani dunia pendidikan dan industri.

“Teaching Factory bukan sekadar ruang praktik, tetapi sistem pembelajaran yang meniru ekosistem industri sesungguhnya. Melalui TeFa, siswa tidak hanya belajar teknik produksi, tetapi juga mengembangkan mindset wirausaha kreatif,” jelas Dr. Samuel Gandang Gunanto.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Samuel Gandang Gunanto juga memperkenalkan model implementasi Teaching Factory di Prodi Animasi ISI Yogyakarta, yang terintegrasi dalam kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) dan selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Model ini menempatkan mahasiswa dalam proses pembelajaran berbasis proyek yang nyata, mulai dari pra-produksi hingga pascaproduksi, termasuk kegiatan magang industri, riset terapan, dan wirausaha rintisan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru vokasi dapat mengadopsi pendekatan serupa di sekolah masing-masing, membangun ekosistem pembelajaran kreatif yang tidak hanya menghasilkan lulusan kompeten, tetapi juga siap menciptakan peluang di sektor industri kreatif nasional.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen ISI Yogyakarta, khususnya Prodi Animasi, dalam mendukung peningkatan kompetensi pendidik vokasi dan memperkuat sinergi antara dunia pendidikan, industri, dan masyarakat. (Humas)

Loading

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini

id_IDID