Pada tanggal 5 September 2025, Kementerian Kebudayaan melalui DANA INDONESIANA hadirkan program ‘LAYEU ACEH’ di Aceh Film Festival (AFF) 2025. Layeu Aceh adalah program eksebisi dan apresiasi yang secara khusus ditujukan bagi film-film pendek yang diproduksi oleh para sineas Aceh dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Program ini bukan hanya ajang tontonan, melainkan juga sebuah platform penting untuk menampilkan bakat-bakat lokal yang telah melalui proses kurasi ketat.

Setelah melalui proses kuratif yang ketat, tidak disangka salah satu mahasiswa Prodi Animasi ISI Yogyakarta yaitu Yudha Nabillah terpilih mengikuti acara ini. Yudha Nabillah menampilkan film dengan judul “Uembak Raya”, sebuah film berdurasi 14.43 menit. Film ini mengangkat kisah dramatis seorang remaja bernama Fais yang hidup di tengah masa kerusuhan di Aceh. Diceritakan, Fais sangat ingin mendapatkan kebebasan dari ibunya yang terlalu protektif. Namun, keinginannya tersebut berujung ironi ketika sebuah tsunami melanda, membuat sang ibu menghilang. Dalam pencariannya, Fais hanya menemukan fondasi rumah yang tersisa. Kini, Fais benar-benar bebas tanpa ada lagi yang mengganggunya. Pertanyaannya, apakah kebebasan ini sepadan dengan harganya?

Acara ini semakin menarik dengan adanya sesi diskusi dan tanya jawab (Q&A) langsung bersama para sutradara film yang terlibat di program Layeu Aceh (yang salah satunya adalah mahasiswa Prodi Animasi ISI Yogyakarta) . Selain itu, hadir pula dua sosok inspiratif di industri perfilman Indonesia, Sheila Dara dan Ringgo Agus Rahman, yang merupakan Duta FFI 2025.
(Humas Prodi Animasi)

